Kenakalan remaja pada dasarnya merupakan permasalahan sosial atau penyimpangan sosial yang tidak sesuai dengan norma dan adat istiadat dalam masyarakat. Kenakalan remaja ini biasa didominasi oleh kalangan anak SMP, SMA dan sederajat. Alasan Mengapa anak SMP dan SMA adalah jenjang usia paling mendominasi kenakalan remaja karena hal ini banyak yang berpendapat bahwa memang benar remaja SMP dan SMA lah yang paling sering melakukan tindak penyimpangan. Sebab pada usia ini, seseorang masih sangat labil dan mudah terpengaruh oleh hal-hal dari luar baik positif ataupun negatif.
Membicarakan masalah remaja tidak pernah akan ada habisnya, baik remaja sebagai obyek, pelaku ataupun sebagai subyek. Sayangnya remaja sekarang ini sering diposisikan sebagai problem. Posisinya sebagai potensi dan bagian dari solusi sering ditenggelamkan oleh wacana remaja sebagai masalah. Di sini lalu muncul bombardir isu dan pemberitaan tentang remaja dan narkoba, remaja dan kebebasan seks, remaja dan tawuran, remaja dan tindak kejahatan serta berbagai tindak asusila lainnya. Permasalahan remaja yang terjadi di Indonesia tiada pernah berhenti seiring berjalannya waktu.
Menurut JE Sahetapy, beliau mengatakan bahwa kenakalan remaja adalah masalah kenakalan anak yang menyangkut pelanggaran norma masyarakat. Pelanggaran norma merupakan salah satu bentuk tingkah laku manusia. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh sikapnya (attitude) dalam menghadapi suatu situasi tertentu. Sedangkan, menurut Hurlock, beliau menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja. Dimana tindakan tersebut dapat membuat seseorang atau remaja yang melakukannya masuk kedalam penjara.
Dari tahun ke tahun permasalahan remaja terus bergulir dan berkembang. Tak hanya itu, permasalahan yang timbul senantiasa merupakan masalah terbaru dan memiliki Kasus yang berbeda-beda Setiap tahunnya. Sebagai generasi penerus bangsa, hendaknya seorang remaja dapat mampu memilih dan memilih pergaulan mana yang pantas untuk mereka ikuti dan mana yang pantas untuk mereka hindari. Sebagai seorang remaja yang baik dan bijak dalam menyikapi segala hal, maka mereka akan mengetahui dan berfikir terhadap tindakan yang mereka ambil.
Patokan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa dipegang teguh oleh para generasi muda, apabila calon bibit generasi dimasa yang akan datang tidak mampu mengendalikan dirinya dengan baik, maka masa depan mereka sebagai penerus bangsa Indonesia dan pemegang tongkat estafet perkembangan bangsa akan hancur dimakan usia. Oleh karena itu, hal ini penting untuk disosialisasikan serta dibicarakan lebih lanjut agar menjadi suatu pokok bahasan yang perlu diperhatikan untuk keberlanjutan masa depan remaja yang lebih baik lagi. Remaja membutuhkan dukungan serta dorongan yang harus mereka dapatkan dari berbagai pihak yang mampu mereka percaya untuk membantu mereka merealisasikan atas apa yang diharapkan orang sekitar.
Akar masalah sosial dari kenakalan remaja ini adalah Status sosial ekonomi yang buruk, sikap acuh tak acuh terhadap orang tua, perasaan rendah diri, kurang perhatian, dan banyak alasan lainnya dapat menyebabkan berbagai jenis masalah psikologis pada anak dan remaja. Misalnya depresi, ketakutan, dan kompleks, agresi berlebihan, dan lain-lain. Hal ini dapat memprovokasi anak di untuk melakukan kejahatan. Sehingga, terlihat hubungan Interaksi dan hubungan anak-anak dan remaja dengan keluarga dan teman sebaya memengaruhi perkembangan perilaku dan kenakalan antisosial. Interaksi keluarga paling penting selama masa kanak-kanak awal, tetapi dapat memiliki efek jangka panjang. Pada masa remaja awal, hubungan dengan teman sebaya menjadi lebih penting. Bagian ini pertama-tama akan mempertimbangkan faktor-faktor dalam keluarga yang telah ditemukan terkait dengan perkembangan kenakalan dan kemudian mempertimbangkan pengaruh teman sebaya terhadap perilaku nakal. Perhatikan bahwa isu-isu tentang kemiskinan dan ras ditangani di bawah bagian faktor komunitas pada bab ini.Dalam memberikan tanggung jawab mengasuh anak kepada orang tua, sebagian besar budaya Barat membebankan beban berat pada keluarga. Bahkan dalam keluarga utuh dengan dua orang tua, anak-anak mungkin tidak menerima pengawasan, pelatihan, dan advokasi yang diperlukan untuk memastikan arah perkembangan yang positif. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa manajemen orang tua yang buruk dan praktik disipliner terkait dengan perkembangan perilaku nakal. Kegagalan untuk menetapkan ekspektasi yang jelas terhadap perilaku anak, disiplin yang tidak konsisten, disiplin yang terlalu keras atau agresif, serta pemantauan dan pengawasan yang buruk terhadap anak memprediksi kenakalan di kemudian hari.
Di masa emas yang sedang mereka nikmati, membuat mereka terlena dan terbuai oleh hasutan-hasutan jahat yang selalu mendatangi mereka. Hasutan demi hasutan yang mereka terima tanpa berfikir Panjang kemudian mereka melakukan hal-hal yang sebenarnya dapat dikatakan sebagai penyimpangan sosial. Namun, pada dasarnya faktor negatif inilah yang paling cepat merasuki diri para remaja. Mereka merasa bahwa dirinya di usia remaja masih memiliki banyak waktu untuk bersenang-senang dan melakukan semua hal yang mereka inginkan. Sehingga mereka lupa, ketika mereka salah mengambil jalan maka hidup di masa yang akan datang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Gunarsa (1989) terdapat beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu: kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan, ketidakstabilan emosi, adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup, adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
Media massa merupakan alat untuk memberi/penyampaian informasi atau pesan-pesan dari sumber yang ada dengan menggunakan alat komunikasi massa saat ini, seperti contoh surat kabar, twitter, telegram, dan lain sebagainya. Informasi ini juga membantu masyarakat untuk mengakses infomasi untuk kepentingan pribadinya. Informasi ini ada juga yang bersifat positif dan juga ada yang negatif. Di era 4.0 ini, masyarakat sangat mudah untuk mengakses infomasi di media-media online saat ini. Pasalnya semua masyarat mempunyai gadget yang mampu untuk mengakses informasi yang terpampang pada media online. Masyarakat juga mempunyai hak yang dijaga untuk mengakses informasi melalui media yang ada pada saat ini. Segala informasi selalu bebas dapat dicari dan digali melalui sosial media.
Media ini membuat banyak remaja yang mengakses banyak situs yang legal, pasalnya media ini bisa mencari apa saja yang kita akan cari, meskipun ada batasannya tetapi namanya anak remaja membutuhkan edukasi tentang pengalaman seputar media massa, pasalnya remaja tersebut membutuhkan edukasi yang banyak atau penyuluhan pengguna media massa yang baik dan benar.
Menurut saya, banyak remaja yang kurang edukasi, membuat remaja ini leluasa untuk mengakses yang tidak benar di internet maupun konten-konten 18+ yang seharusnya tidak di tontonkan atau tidak di perjual belikan secara illegal. Kenakalan remaja ini perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa keanak-anakan ke dewasa. Kenakalan remaja ini mempunyai perilaku yang menyimpang dari norma-norma dalam masyarakat, pelanggaran sosial, dan juga pelanggaran hukum pidana. Hal ini memerlukan perhatian lebih banyak lagi yang harus diberikan dari pihak keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk memberikan remaja beberapa pengetahuan lebih dalam dan lebih baik lagi agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif.
Pengertian Media menurut Purnamawati dan Eldarni (2001), Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Media massa ini membuat para orang tua sedikit khawatir dengan anaknya berkaitan tentang banyaknya kenakalan remaja yang marak terjadi di berita. Kenakalan ini di pengaruhi banyak faktor. Faktor pertama yaitu kurangnya perhatian kepada sang anak, membuat sang anak ini kurang di perhatikan atau kasih sayang terhadap lingkungan keluarganya, hal ini menyebabkan sang anak ini minder dan putus asa atas kurangnya perhatian keluarganya. Faktor kedua yaitu pergaulan atau teman. Pergaulan ini dapat mempengaruhi sang anak yang aneh-aneh dan menyimpang, sebab banyak kenakalan remaja yang timbul dari pergaulan. Sebab pergaulan di luar sana ganas dan cukup mempengaruhi sang anak menjadi nakal atau bebas dan bisa membuat remaja menjadi nakal dan ikut-ikut pergaulan yang bebas. Faktor ketiga adalah adanya tekanan atau permasalahan di keluarganya, membuat sang anak menjadi tertekan masalah ini. Membuat sang anak menjadi frustasi dan memilih untuk berdiam diri dari lingkungan keluarganya, membuat anak menjadi marah dan ingin meluaskan kekesalan/kemarahannya dengan mengadakan acara minum-minuman keras ataupun dengan pesta narkoba.
Faktor pergaulan ini banyak terjadi di kalangan remaja yang frustasi terhadap lingkungan keluarga sehingga membuat remaja ini ingin senang-senang mengabaikan masalah yang dia alami. Seperti halnya acara minuman keras bersama teman-teman sekitarnya, membuat sang anak menjadi happy dan melupakan masalah-masalah yang ada di kelurganya. Pasalnya minuman keras ini dilarang oleh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomer 74 tahun 2013 tenang pengendalian dan pengawasan Minuman Keras berisi tentang dilarang memperdagangkan minuman keras atau beralkohol di kalangan remaja, terminal, tempat ibadah, sekolah dan rumah sakit.
Pendapat saya terkait hal ini, para remaja juga memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar sehingga ia sangat suka mencoba hal-hal baru tanpa memikirkan apakah itu baik atau buruk. Banyak juga yang mengatakan bahwa diusia ini seseorang cenderung tidak suka berpikir panjang. Bentuk dari kenakalan remaja ini seperti tawuran, balapan motor, minum minuman keras bahkan sampai pada tindak yang dapat merusak moral bangsa yakni pengunaan narkotika atau narkoba.
Menurut pandangan saya, sering dikatakan bahwa kenakalan remaja akibat keluarga yang berantakan. Seringkali emosi seorang anak akan membeludak sesaat ketika keluarganya pecah, kedua orang tuanya sering cekcok atau berkelahi sehingga tercipta broken home. Kondisi didalam keluarga yang tidak harmonis dapat mempengaruhi psikologis dan psikis seorang remaja di masa pertumbuhannya. Apabila mereka tidak dapat mengendalikan emosi serta keinginan dengan baik, maka otomatis mereka akan mendapatkan kehidupan yang kelam di masa yang akan datang. Hal-hal seperti ini yang menyebabkan sang remaja tak betah dirumah dan pada akhirnya akan mencari hal-hal baru sehingga mereka terjerumus pada pergaulan yang negatif. Selain faktor keluarga adapun faktor lainnya ialah teman sepermainan. Ada juga yang berpendapat bahwa teman sepermainan memiliki andil terpenting dalam hal ini. Dari teman sepermainan itulah segala bentuk pergaulan masuk dalam diri seorang remaja. Pergaulan dari teman sebaya cenderung mudah diterima oleh remaja karena ia merasa bahwa temannya adalah seseorang yang seumuran dengannya dan dapat mengerti apa yang ia mau dan rasakan.
Sering kali pergaulan dapat merubah jati diri seorang remaja misalnya remaja yang memiliki kepribadian pendiam menjadi pembangkang. Terkadang ada teman yang membawa dampak positif bagi seorang remaja misalnya yang akan menambah motivasi untuk belajar namun ada pula teman yang akan membawa dampak negatif pada seorang remaja. Hal negatif yang bersumber dari teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan mereka pada usia remaja. Mereka lebih suka bermain dengan teman sebayanya dan cenderung untuk mengikuti pergaulan teman sepermainannya daripada diam dirumah saja bersama keluarga. Hah -hal yang negatif inilah yang perlu dijauhi, agar para remaja Indonesia dapat memilih dan memilih pergaulan mana yang harus mereka ikuti sehingga tidak terjerumus kedalam hal-hal yang bersifat negative dan berdampak di kemudian hari. Kemudian faktor selanjutnya adalah lingkungan tempat tinggal. Terkadang lingkungan tempat tinggal ini akan mempengaruhi sifat seorang remaja. Misalnya seorang remaja yang tinggal di lingkungan yang tenang dan damai akan membuat seorang remaja itu memiliki sikap yang baik dan ramah.
Hal ini dapat dibuktikan oleh remaja yang memiliki tempat tanggal jauh dari pergaulan bebas seperti discotic, club, dan tempat malam akan memiliki kepribadian yang lebih baik jika dibandingkan dengan remaja yang sering memiliki kebiasaan mengikuti hal-hal yang tidak wajar. Namun akan berbeda dengan seorang remaja yang tinggal dilingkungan yang keras kemungkinan remaja tersebut akan memiliki sifat yang kasar dan pemberontak. Hal ini biasanya terjadi pada remaja yang tidak memiliki arah hidup Secara gambling dan jelas. Mereka seringkali dihantui oleh rasa amarah dan emosi yang tinggi karena terbiasa dengan kerasnya hidup yang menuntut mereka melakukan segala hal dengan terpaksa.
Solusi yang dapat saya berikan dari persoalan-persoalan yang menjadi penyebab dalam kenakalan remaja tersebut perlu adanya perhatian khusus dan pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan. Jika sekali saja salah memanfaatkan masa remaja, ditakutkan masa emas tersebut akan hilang dan berlalu secara cuma-cuma dan remaja tidak mendapatkan apapun dari kesempatan tersebut.
Selain itu juga perlu adanya kerja sama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia. Kerjasama ini dimaksudkan untuk melakukan koordinasi dan komunikasi agar semua strategi dan upaya yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan suatu apapun. Ketika semua pihak telah bekerjasama dengan baik, diharapkan semua elemen dengan tujuan yang dimilikinya dapat diwujudkan secara bersama-sama.
REFERENSI :
Darsosentono, S. (2014). PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP KENAKALAN REMAJA (Studi Kasus Kenakalan Remaja Oi Surabaya) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Link : https://repository.unair.ac.id/28836/
Sriyanto, S., Abdulkarim, A., Zainul, A., & Maryani, E. (2014). Perilaku asertif dan kecenderungan kenakalan remaja berdasarkan pola asuh dan peran media massa. Jurnal Psikologi, 41(1), 74-88.
Link : https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/6959
Penulis : Valdy Daffa Alfauzan - 10080021160 - Universitas Islam Bandung